untuk sekian kalinya aku harus mengambil resiko. mengorbankan apa yang perlu dikorbankan dan mempertahankan apa yang perlu dipertahankan. lagi-lagi masalah idealisme. idealisme untuk hidup lebih layak. dan mengesampingkan masalah hati.
aku memutuskan bertahan pada pijakan terapuh, sehingga menjadi keputusan paling fragile (mungkin) untuk sepanjang tahun ini.
kadang aku lelah, lelah berpura-pura bahwa aku bisa jadi perempuan "baik-baik". padahal semuanya sangat absurd. alter-egoku tetap memaksa bahwa ada kehidupan lebih layak yang tengah kuperjuangkan. meski mungkin dengan objek yang salah, meski sejauh ini belum kusesali.
aku harus dan HARUS mengalir, namun tidak terbawa arus. tetap berdiri di atas kakiku, dan tak membuang air mata lagi untuk hal konyol. SULIT. namun pasti bisa.
aku memutuskan bertahan pada pijakan terapuh, sehingga menjadi keputusan paling fragile (mungkin) untuk sepanjang tahun ini.
kadang aku lelah, lelah berpura-pura bahwa aku bisa jadi perempuan "baik-baik". padahal semuanya sangat absurd. alter-egoku tetap memaksa bahwa ada kehidupan lebih layak yang tengah kuperjuangkan. meski mungkin dengan objek yang salah, meski sejauh ini belum kusesali.
aku harus dan HARUS mengalir, namun tidak terbawa arus. tetap berdiri di atas kakiku, dan tak membuang air mata lagi untuk hal konyol. SULIT. namun pasti bisa.
0 komentar:
Posting Komentar