Selasa, Mei 25, 2010

broken home


istilah ini sungguh tidak asing lagi. sejak masih kecil, remaja, sampai sekarang (hampir) dewasa, rasanya makin banyak teman (atau mungkin saya) yang terkena issue "broken home". secara harafiah, "broken home" berarti "keadaan rumah rusak", atau secara lebih "modern by stephanie's mind" dapat diartikan : "keadaan dimana rumah tak lagi sebagaimana rumah seharusnya". dalam arti, jika selama ini rumah diartikan sebagai tempat yang seharusnya paling aman, nyaman, menyenangkan dan darinya kita beroleh kedamaian dari orang-orang yang terikat secara batin disebut "keluarga", situasi "broken home" membuatnya doesnt seem as it used to be. kondisi ini should be something common, kapanpun, dimanapun. tidak ada orang yang ingin keluarganya berantakan, tidak ada orang yang memilih untuk hidup tidak bahagia, tidak ada orang yang sanggup memilih dari pasangan bagaimana dia akan dilahirkan, tidak ada orang yang mengimpikan hidup dengan single parents dan memang TIDAK ADA HAL DI DUNIA INI YANG SENANTIASA BERJALAN SESUAI YANG KITA IMPIKAN, BUKAN? 

satu-satunya hal yang mengganggu pikiranku adalah stigma masyarakat tentang "broken home" itu sendiri.  mengapa sebagian masyarakat harus menilainya secara skeptis? seolah-olah menjadi output dari keluarga "broken home" adalah DOSA! tidak adil. unfair. padahal begitu banyak dinamika lain dalam kehidupan kita, yang jauh lebih layak untuk dikategorikan "berdosa". ex: sekumpulan anak2 SMA Rex Mundi yang create sex orgy party, yang kebanyakan dari kalangan keluarga "baik-baik dan berduit" itu. 

orang harusnya lebih belajar bagaimana melihat sebuah masalah dari dua arah. aku menjumpai begitu banyak anak yang mentalnya tertadah dengan sempurna dari kondisi "broken home". aku melihat bagaimana mereka ditempa, jadi jauh lebih kuat dari anak-anak mami kebanyakan. dan kalaupun bisa ditarik survey, pasti anak-anak seperti ini punya naluri "survival of the fittest" jauh lebih tangguh dari anak-anak keluarga adem ayem. orang harusnya lebih membuka mata kalau tidak semua anak-anak brutal, rebel, nakal, wildy, atau apapun itu disebut yang berkonotasi negatif itu, adalah hasil produksi keluarga "broken home". ya memang ada, yang dengan alasan kurang kehangatan, kasih sayang, sehingga runaway ke hal2 yang negatif. but personally for me, that's only their stupid reason to hide their immature mind. bukankah, as Bible said : ”pencobaan – pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai ia akan memberikan kepadamu, jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya”. 

so, open your eyes, dont judge if u dont want to be judged. cos we only human. karena, semua masalah kita telah diukur oleh-Nya. bersyukurlah, jika kau mendapatkan yang lebih berat (and i categorized "broken home guys" as a hard one), karena upahmu, lebih besar. 


0 komentar: