hhmm... tak terasa 4 hari sudah waktu berlalu... dan still nonsense, karna memang tak bisa kurasakan apa2 di balik hadirmu. Atau memang ini pengaruh mind-set yang sudah berminggu2 tertanam di balik kerangka otakku. (aaahhhh berdosanya diriku ! ;( )
Awalnya kurasa ini hanya masalah how to get fit in each other again, tapi ternyata sesuatu yang lebih kompleks menyerayangiku dengan berbagai alasan absurd tentang "apa yang seharusnya" dan "apa yang tidak seharusnya". Ku coba menyesuaikan dirimu dengan lingkunganku, tapi ternyata jauh lebih sulit bagiku menyesuaikan dengan status kita. karena aku merasa bukan in a relationship lagi. aku terjebak antara "haus pengakuan" dan "jalan hidup". ku akui aku terbiasa tanpamu. ku akui kecenderunganku buat tidak memilihmu, dan memang sebuah kesalahan besar ketika kusadari MELEPASKANMU bukanlah sebuah pilihan yang terlalu sulit. guilty pleasure dengan siapapun dia, selalu mendorongku untuk -jangan dulu berusaha terlalu keras- tentang apa yang seharusnya kuperjuangkan untuk masa depan. dan sedikit menggeser orientasiku, untuk sejenak berdiam dan menikmati apa yang ada.
sementara di saat yang sama otakku juga harus bekerja lebih keras (like ando said) determine which is SATISFY and which is THANKFUL.
kamu hanya terlalu sweet (ya, nothing's wrong with being sweet, it just kindda something i couldnt help).
hhhmmmm.., aku hanya merasa tidak nyaman berada di zona aman ini, salahkah?
pribadiku yang risk-taker membuatku merasa tidak bisa belajar apa2 dari semua ini. terlalu baik. dan memang bukan salahmu. it's all about me. my mistake. dan menahannya lebih lama mungkin akan membuatku gila. aku berusaha untuk memperbaikinya, tapi naluriku berkata itu bukan dirimu (bahkan aku tak bisa lagi get fit in the worst things either!).
aku bahkan mencoba untuk merengkuh sesuatu untuk org lain melalui dirimu, am I that bad? ;(
masih ada sepenggal waktu untuk mencoba segala kemungkinan, mungkin akan ada mujizat. dan thanks for keep being there. Mungkin akan ada pencerahan if I did it in a wrong way. Hanya sulit bagiku untuk ber-positive thinking in this matters.
Belum lagi ku perhitungkan tentang mimpi yang kembali, tentang merengkuh apa yang terlepas, dan semua terlalu indah untuk dilepaskan dini. ah, keegoisan yang lain lagi. setelah kuhabiskan beberapa tanggal, merevisi apa yang harus direvisi, dan melepaskan apa yang harus dilepaskan, serta membicarakan apa yang (dari dulu) seharusnya dibicarakan, apalagi hal lebih baik yang dapat kuharapkan dari kebodohan ini?
pilihan-pilihan yang ada membuatku merasa beruntung dan bodoh di saat yang bersamaan.
Kuharap akan datang pencerahan. Karena aku lelah...
"Love never dies a natural death. It dies because we don't know how to replenish its source. It dies of blindness and errors and betrayals. It dies of illness and wounds; it dies of weariness, of withering, of tarnishing."
Awalnya kurasa ini hanya masalah how to get fit in each other again, tapi ternyata sesuatu yang lebih kompleks menyerayangiku dengan berbagai alasan absurd tentang "apa yang seharusnya" dan "apa yang tidak seharusnya". Ku coba menyesuaikan dirimu dengan lingkunganku, tapi ternyata jauh lebih sulit bagiku menyesuaikan dengan status kita. karena aku merasa bukan in a relationship lagi. aku terjebak antara "haus pengakuan" dan "jalan hidup". ku akui aku terbiasa tanpamu. ku akui kecenderunganku buat tidak memilihmu, dan memang sebuah kesalahan besar ketika kusadari MELEPASKANMU bukanlah sebuah pilihan yang terlalu sulit. guilty pleasure dengan siapapun dia, selalu mendorongku untuk -jangan dulu berusaha terlalu keras- tentang apa yang seharusnya kuperjuangkan untuk masa depan. dan sedikit menggeser orientasiku, untuk sejenak berdiam dan menikmati apa yang ada.
sementara di saat yang sama otakku juga harus bekerja lebih keras (like ando said) determine which is SATISFY and which is THANKFUL.
kamu hanya terlalu sweet (ya, nothing's wrong with being sweet, it just kindda something i couldnt help).
hhhmmmm.., aku hanya merasa tidak nyaman berada di zona aman ini, salahkah?
pribadiku yang risk-taker membuatku merasa tidak bisa belajar apa2 dari semua ini. terlalu baik. dan memang bukan salahmu. it's all about me. my mistake. dan menahannya lebih lama mungkin akan membuatku gila. aku berusaha untuk memperbaikinya, tapi naluriku berkata itu bukan dirimu (bahkan aku tak bisa lagi get fit in the worst things either!).
aku bahkan mencoba untuk merengkuh sesuatu untuk org lain melalui dirimu, am I that bad? ;(
masih ada sepenggal waktu untuk mencoba segala kemungkinan, mungkin akan ada mujizat. dan thanks for keep being there. Mungkin akan ada pencerahan if I did it in a wrong way. Hanya sulit bagiku untuk ber-positive thinking in this matters.
Belum lagi ku perhitungkan tentang mimpi yang kembali, tentang merengkuh apa yang terlepas, dan semua terlalu indah untuk dilepaskan dini. ah, keegoisan yang lain lagi. setelah kuhabiskan beberapa tanggal, merevisi apa yang harus direvisi, dan melepaskan apa yang harus dilepaskan, serta membicarakan apa yang (dari dulu) seharusnya dibicarakan, apalagi hal lebih baik yang dapat kuharapkan dari kebodohan ini?
pilihan-pilihan yang ada membuatku merasa beruntung dan bodoh di saat yang bersamaan.
Kuharap akan datang pencerahan. Karena aku lelah...
"Love never dies a natural death. It dies because we don't know how to replenish its source. It dies of blindness and errors and betrayals. It dies of illness and wounds; it dies of weariness, of withering, of tarnishing."
0 komentar:
Posting Komentar